Teori Oktaf Unsur Kimia: Siapa Penggagasnya?

by SLV Team 45 views

Hey guys! Pernah gak sih kalian bertanya-tanya, gimana caranya para ilmuwan zaman dulu mengelompokkan unsur-unsur kimia yang jumlahnya udah ratusan itu? Nah, salah satu teori menarik yang muncul di awal perkembangan ilmu kimia adalah Teori Oktaf. Teori ini mencoba mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya. Tapi, siapa ya kira-kira ilmuwan yang pertama kali mencetuskan ide cemerlang ini? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Awal Mula Pengelompokan Unsur Kimia

Sebelum Teori Oktaf muncul, para ilmuwan udah mulai mencoba mencari pola dalam sifat-sifat unsur. Salah satu upaya awal yang cukup terkenal adalah pengelompokan Triade Dobereiner. Johann Wolfgang Dobereiner, seorang kimiawan asal Jerman, mengamati adanya beberapa kelompok tiga unsur yang punya sifat mirip. Misalnya, klorin, bromin, dan iodin. Dobereiner juga memperhatikan kalau massa atom unsur tengah dalam triade hampir sama dengan rata-rata massa atom unsur pertama dan ketiga. Ini jadi langkah awal yang penting dalam upaya memahami hubungan antar unsur.

Namun, pengelompokan Triade Dobereiner ini punya keterbatasan. Gak semua unsur bisa dikelompokkan dalam triade. Selain itu, seiring dengan ditemukannya unsur-unsur baru, para ilmuwan menyadari bahwa pengelompokan berdasarkan triade aja gak cukup untuk mencakup semua unsur yang ada. Jadi, perlu ada teori pengelompokan yang lebih komprehensif dan bisa menjelaskan hubungan sifat antar unsur secara lebih luas. Inilah yang kemudian mendorong munculnya ide-ide baru, termasuk Teori Oktaf yang akan kita bahas selanjutnya.

Teori Oktaf Newlands: Hukum yang Berulang Setiap Delapan Unsur

Nah, sekarang kita masuk ke tokoh utama kita, yaitu John Alexander Reina Newlands! Ilmuwan asal Inggris ini pada tahun 1865 mengemukakan sebuah teori yang cukup unik dan menarik perhatian, yaitu Teori Oktaf. Newlands memperhatikan bahwa kalau unsur-unsur diurutkan berdasarkan kenaikan massa atomnya, unsur kedelapan menunjukkan sifat yang mirip dengan unsur pertama. Mirip kayak oktaf dalam tangga nada musik, kan? Makanya, teori ini disebut Teori Oktaf.

Newlands menyusun unsur-unsur yang dikenal saat itu dalam tujuh kelompok, di mana setiap kelompok terdiri dari tujuh unsur. Dia menempatkan unsur-unsur yang sifatnya mirip dalam satu baris vertikal. Misalnya, litium, natrium, dan kalium diletakkan dalam satu kelompok karena ketiganya merupakan logam alkali yang reaktif. Begitu juga dengan fluorin, klorin, bromin, dan iodin yang dikelompokkan bersama karena merupakan halogen.

Teori Oktaf ini sebenarnya adalah sebuah terobosan besar pada masanya. Newlands adalah orang pertama yang secara eksplisit menyatakan adanya periodisitas sifat unsur, yaitu kecenderungan sifat unsur untuk berulang secara periodik. Ini adalah konsep kunci yang menjadi dasar bagi perkembangan tabel periodik modern yang kita kenal sekarang. Sayangnya, Teori Oktaf ini gak langsung diterima dengan baik oleh para ilmuwan lain pada saat itu. Kenapa ya?

Mengapa Teori Oktaf Sempat Ditolak?

Walaupun ide Teori Oktaf ini brilian, teori ini juga punya beberapa kelemahan yang menyebabkan banyak ilmuwan pada saat itu meragukannya. Salah satu masalah utama adalah Teori Oktaf ini gak berlaku untuk semua unsur. Newlands kesulitan menempatkan beberapa unsur ke dalam kelompok yang sesuai dengan sifatnya. Terutama untuk unsur-unsur dengan massa atom yang lebih tinggi, pengulangan sifat setiap delapan unsur ini gak lagi kelihatan jelas.

Selain itu, Newlands juga terpaksa menempatkan beberapa unsur yang sifatnya beda jauh dalam satu kelompok demi mengikuti pola oktafnya. Misalnya, dia menempatkan besi (Fe) bersamaan dengan oksigen (O) dan sulfur (S), padahal sifat-sifat ketiga unsur ini sangat berbeda. Hal ini tentu aja membuat para ilmuwan lain skeptis dengan Teori Oktaf. Mereka merasa teori ini terlalu dipaksakan dan gak bisa menjelaskan hubungan antar unsur secara akurat.

Kritik pedas juga datang dari beberapa ilmuwan yang menganggap pengelompokan unsur berdasarkan oktaf ini terlalu mengada-ada dan gak punya dasar ilmiah yang kuat. Bahkan, ada yang mengejek Newlands dengan menyarankan agar dia mencoba mengurutkan unsur-unsur berdasarkan abjad aja. Wah, kasihan juga ya Newlands. Tapi, dia gak menyerah begitu aja. Newlands tetap yakin dengan teorinya dan terus memperjuangkannya.

Pengakuan Terhadap Teori Oktaf

Walaupun sempat ditolak dan diremehkan, Teori Oktaf pada akhirnya mendapat pengakuan yang layak. Beberapa tahun setelah Newlands mengemukakan teorinya, ilmuwan lain, yaitu Dmitri Mendeleev dan Lothar Meyer, secara terpisah mengembangkan tabel periodik unsur yang lebih komprehensif dan akurat. Tabel periodik Mendeleev dan Meyer ini didasarkan pada prinsip periodisitas sifat unsur, sama seperti Teori Oktaf Newlands.

Ternyata, ide Newlands tentang pengulangan sifat unsur setiap delapan unsur itu ada benarnya juga! Tabel periodik Mendeleev dan Meyer berhasil menunjukkan bahwa sifat-sifat unsur memang berulang secara periodik, walaupun gak selalu setiap delapan unsur. Pengakuan terhadap Teori Oktaf Newlands pun akhirnya datang. Pada tahun 1887, Royal Society of London memberikan medali Davy kepada Newlands atas karyanya dalam mengembangkan Teori Oktaf. Ini adalah penghargaan yang sangat bergengsi di bidang kimia, dan ini membuktikan bahwa ide-ide brilian Newlands akhirnya diakui dan dihargai.

Kesimpulan

Jadi, jawaban untuk pertanyaan di awal adalah c. A.R. Newlands. John Alexander Reina Newlands adalah ilmuwan yang mengemukakan penggolongan unsur kimia berdasarkan kenaikan nomor massa atom dengan teori bahwa sifat unsur akan berulang pada unsur kedelapan. Walaupun Teori Oktaf ini gak sempurna dan sempat ditolak, teori ini adalah langkah penting dalam perkembangan tabel periodik modern. Newlands berhasil menunjukkan adanya periodisitas sifat unsur, sebuah konsep kunci yang menjadi dasar bagi pemahaman kita tentang unsur-unsur kimia.

Kisah Teori Oktaf ini mengajarkan kita bahwa ide-ide brilian kadang-kadang gak langsung diterima dan dihargai. Tapi, kalau kita yakin dengan ide kita dan terus memperjuangkannya, pada akhirnya kebenaran akan terungkap. Semangat terus belajar dan berkarya, guys! Sampai jumpa di pembahasan soal-soal kimia lainnya!