Mortgages Payable: Pengertian, Jenis, Dan Contohnya!

by SLV Team 53 views
Mortgages Payable: Pengertian, Jenis, dan Contohnya!

Pernah denger istilah mortgages payable? Buat kalian yang lagi nyari tau soal dunia akuntansi atau lagi berencana ngambil kredit rumah, istilah ini penting banget buat dipahami. Mortgages payable itu bukan sekadar utang biasa, guys. Ini adalah jenis kewajiban keuangan jangka panjang yang biasanya terkait erat dengan pembelian properti. Nah, biar makin jelas, yuk kita bahas tuntas tentang apa itu mortgages payable, jenis-jenisnya, sampai contohnya dalam laporan keuangan.

Apa Itu Mortgages Payable?

Mortgages payable, atau dalam bahasa Indonesianya disebut utang hipotek, adalah kewajiban keuangan yang timbul ketika seseorang atau perusahaan meminjam uang dari lembaga keuangan (seperti bank) untuk membeli properti, dengan properti tersebut dijadikan jaminan. Jadi, sederhananya, kalau kalian beli rumah atau properti lain dengan cara kredit, dan properti itu jadi jaminan ke bank, nah itulah yang namanya mortgages payable.

Kenapa ini penting? Karena mortgages payable ini biasanya punya nilai yang signifikan dan jangka waktu yang panjang, bisa sampai belasan atau puluhan tahun. Makanya, pencatatan dan pengelolaan mortgages payable ini harus bener-bener teliti dan akurat dalam laporan keuangan perusahaan atau pribadi.

Dalam laporan keuangan, mortgages payable ini masuk ke dalam kategori liabilitas jangka panjang. Ini karena jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Jadi, beda ya sama utang kartu kredit atau utang usaha yang biasanya jangka pendek. Dengan memahami mortgages payable, kalian bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan dan mengambil keputusan terkait investasi properti.

Selain itu, penting juga untuk dicatat bahwa mortgages payable ini melibatkan beberapa pihak, yaitu:

  1. Debitur (Peminjam): Pihak yang meminjam uang untuk membeli properti dan berkewajiban untuk membayar kembali pinjaman beserta bunganya.
  2. Kreditur (Pemberi Pinjaman): Lembaga keuangan (biasanya bank) yang memberikan pinjaman dan memiliki hak atas properti yang dijadikan jaminan jika debitur gagal membayar.
  3. Properti: Aset yang dibeli dengan pinjaman dan dijadikan jaminan. Properti ini bisa berupa rumah, tanah, bangunan komersial, atau aset properti lainnya.

Jadi, mortgages payable ini bukan cuma sekadar angka di laporan keuangan, tapi juga melibatkan hubungan hukum dan keuangan yang kompleks antara debitur, kreditur, dan properti yang dijaminkan. Dengan pemahaman yang baik, kalian bisa lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi selama masa pinjaman.

Jenis-Jenis Mortgages Payable

Ada beberapa jenis mortgages payable yang perlu kalian ketahui. Masing-masing jenis punya karakteristik dan ketentuan yang berbeda, jadi penting banget buat memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial kalian. Berikut adalah beberapa jenis mortgages payable yang umum:

  1. Fixed-Rate Mortgage (Hipotek dengan Suku Bunga Tetap):

    Ini adalah jenis mortgages payable yang paling umum dan banyak dipilih orang. Sesuai namanya, suku bunga pada jenis ini tetap selama masa pinjaman. Jadi, cicilan bulanan kalian juga akan tetap sama dari awal sampai akhir masa kredit. Keuntungannya? Kalian jadi lebih mudah mengatur keuangan karena tahu pasti berapa yang harus dibayar setiap bulan. Selain itu, kalian juga terlindungi dari risiko kenaikan suku bunga di masa depan. Tapi, kekurangannya, kalau suku bunga pasar turun, kalian nggak bisa menikmati penurunan tersebut, kecuali melakukan refinancing (mengajukan pinjaman baru dengan suku bunga yang lebih rendah).

  2. Adjustable-Rate Mortgage (ARM) atau Variable-Rate Mortgage (Hipotek dengan Suku Bunga Mengambang):

    Jenis mortgages payable ini punya suku bunga yang bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar. Biasanya, di awal masa pinjaman, suku bunga yang ditawarkan lebih rendah dari fixed-rate mortgage, tapi setelah periode tertentu (misalnya 1 tahun, 3 tahun, atau 5 tahun), suku bunga akan disesuaikan berdasarkan indeks pasar yang berlaku (misalnya LIBOR atau SIBOR). Keuntungannya? Kalau suku bunga pasar turun, cicilan bulanan kalian juga bisa ikut turun. Tapi, risikonya juga lebih tinggi, karena kalau suku bunga pasar naik, cicilan bulanan kalian juga bisa melonjak. Jenis ini cocok buat kalian yang berani mengambil risiko dan punya keyakinan bahwa suku bunga akan cenderung stabil atau turun di masa depan.

  3. Government-Insured Mortgage (Hipotek yang Diasuransikan Pemerintah):

    Jenis mortgages payable ini dijamin oleh pemerintah, biasanya melalui lembaga seperti BPJS Ketenagakerjaan atau lembaga pemerintah lainnya. Tujuannya adalah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah atau menengah agar bisa memiliki rumah. Biasanya, persyaratan untuk mendapatkan jenis hipotek ini lebihLonggar dibandingkan dengan hipotek konvensional, misalnya uang muka yang lebih rendah atau persyaratan kredit yang lebih fleksibel. Tapi, biasanya ada batasan harga properti dan persyaratan lainnya yang harus dipenuhi.

  4. Interest-Only Mortgage (Hipotek dengan Pembayaran Bunga Saja):

    Pada jenis mortgages payable ini, di awal masa pinjaman, kalian hanya membayar bunga saja, tanpa membayar pokok pinjaman. Jadi, cicilan bulanan kalian akan lebih rendah di awal, tapi setelah periode tertentu, kalian harus mulai membayar pokok pinjaman juga. Keuntungannya? Kalian bisa lebihLonggar dalam mengatur keuangan di awal masa pinjaman, misalnya untuk keperluan renovasi atau investasi lainnya. Tapi, risikonya juga lebih tinggi, karena setelah periode pembayaran bunga saja berakhir, cicilan bulanan kalian akan melonjak signifikan. Selain itu, total bunga yang harus kalian bayar selama masa pinjaman juga akan lebih besar.

  5. Balloon Mortgage (Hipotek Balon):

    Jenis mortgages payable ini punya cicilan bulanan yang rendah selama masa pinjaman, tapi di akhir masa pinjaman, kalian harus membayar sisa pokok pinjaman secara sekaligus dalam jumlah yang besar (disebut balloon payment). Keuntungannya? Kalian bisa menikmati cicilan bulanan yang rendah di awal masa pinjaman. Tapi, risikonya juga sangat tinggi, karena kalian harus punya dana yang sangat besar untuk membayar balloon payment di akhir masa pinjaman. Biasanya, jenis ini cocok buat investor properti yang berencana menjual properti tersebut sebelum jatuh tempo balloon payment.

Memilih jenis mortgages payable yang tepat adalah keputusan penting yang harus dipertimbangkan dengan matang. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau perencana keuangan untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi finansial dan tujuan investasi kalian.

Contoh Mortgages Payable dalam Laporan Keuangan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat contoh pencatatan mortgages payable dalam laporan keuangan sebuah perusahaan.

Misalnya, PT. Maju Jaya membeli sebuah gedung perkantoran seharga Rp 10 miliar dengan cara mengajukan kredit ke Bank ABC. Bank ABC memberikan pinjaman sebesar Rp 8 miliar dengan jangka waktu 20 tahun dan suku bunga tetap 8% per tahun. Sisa Rp 2 miliar dibayar oleh PT. Maju Jaya sebagai uang muka.

Dalam laporan keuangan PT. Maju Jaya, transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:

Neraca (Balance Sheet)

  • Aset:
    • Gedung Perkantoran: Rp 10 miliar
  • Liabilitas:
    • Mortgages Payable (Jangka Panjang): Rp 8 miliar

Laporan Laba Rugi (Income Statement)

  • Beban Bunga: (Dihitung berdasarkan suku bunga dan sisa pokok pinjaman)

Penjelasan:

  • Gedung perkantoran dicatat sebagai aset karena perusahaan memiliki hak atas properti tersebut.
  • Mortgages payable dicatat sebagai liabilitas jangka panjang karena jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun.
  • Beban bunga dicatat sebagai beban dalam laporan laba rugi karena merupakan biaya yang timbul akibat pinjaman.

Setiap bulan, PT. Maju Jaya harus membayar cicilan kepada Bank ABC. Sebagian dari cicilan tersebut digunakan untuk membayar bunga, dan sebagian lagi digunakan untuk mengurangi pokok pinjaman. Setiap pembayaran cicilan akan mempengaruhi saldo mortgages payable dalam neraca.

Misalnya, setelah satu tahun berjalan, PT. Maju Jaya telah membayar cicilan sebesar Rp 800 juta, dengan rincian Rp 640 juta untuk bunga dan Rp 160 juta untuk mengurangi pokok pinjaman. Maka, saldo mortgages payable dalam neraca akan berkurang menjadi Rp 7,84 miliar (Rp 8 miliar - Rp 160 juta).

Contoh di atas adalah ilustrasi sederhana. Dalam praktiknya, pencatatan mortgages payable bisa lebih kompleks, terutama jika ada biaya-biaya lain yang terkait dengan pinjaman, seperti biaya notaris, biaya appraisal, atau biaya asuransi. Selain itu, perusahaan juga harus membuat jadwal amortisasi untuk mencatat pembayaran cicilan dan pengurangan pokok pinjaman secara sistematis.

Tips Mengelola Mortgages Payable dengan Bijak

Mortgages payable adalah komitmen keuangan jangka panjang yang signifikan. Oleh karena itu, penting banget buat mengelolanya dengan bijak agar tidak membebani keuangan kalian di masa depan. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kalian terapkan:

  1. Pilih Jenis Mortgages Payable yang Sesuai:

    Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada berbagai jenis mortgages payable dengan karakteristik yang berbeda-beda. Pilihlah jenis yang paling sesuai dengan kondisi finansial, toleransi risiko, dan tujuan investasi kalian. Jika kalian lebih suka kepastian dan tidak mau ambil risiko, fixed-rate mortgage bisa jadi pilihan yang tepat. Tapi, jika kalian berani mengambil risiko dan yakin suku bunga akan cenderung turun, adjustable-rate mortgage bisa jadi lebih menguntungkan.

  2. Hitung Kemampuan Membayar dengan Cermat:

    Sebelum memutuskan untuk mengambil mortgages payable, hitung dulu kemampuan membayar kalian dengan cermat. Jangan sampai cicilan bulanan memberatkan keuangan kalian dan mengganggu kebutuhan lainnya. Idealnya, cicilan mortgages payable tidak boleh lebih dari 30% dari total pendapatan bulanan kalian. Selain itu, pertimbangkan juga biaya-biaya lain yang terkait dengan kepemilikan properti, seperti pajak properti, biaya perawatan, dan biaya asuransi.

  3. Siapkan Dana Darurat:

    Hidup ini penuh dengan ketidakpastian. Bisa saja terjadi hal-hal yang tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau kerusakan properti. Oleh karena itu, penting untuk memiliki dana darurat yang cukup untuk mengantisipasi kejadian-kejadian tersebut. Idealnya, dana darurat yang harus kalian siapkan adalah 3-6 kali lipat dari total pengeluaran bulanan kalian.

  4. Pertimbangkan untuk Melakukan Refinancing:

    Jika suku bunga pasar turun, pertimbangkan untuk melakukan refinancing (mengajukan pinjaman baru dengan suku bunga yang lebih rendah). Dengan refinancing, kalian bisa menurunkan cicilan bulanan dan menghemat total biaya bunga selama masa pinjaman. Tapi, ingat, refinancing juga memerlukan biaya, seperti biaya appraisal dan biaya notaris. Jadi, pastikan penghematan yang kalian dapatkan lebih besar dari biaya refinancing.

  5. Bayar Tepat Waktu:

    Jangan pernah menunda-nunda pembayaran cicilan mortgages payable. Keterlambatan pembayaran bisa dikenakan denda dan mempengaruhi信用 kalian di mata lembaga keuangan. Jika kalian mengalami kesulitan keuangan, segera hubungi pihak bank untuk mencari solusi terbaik. Bank biasanya bersedia memberikan keringanan, seperti restrukturisasi pinjaman atau penangguhan pembayaran.

Dengan mengelola mortgages payable dengan bijak, kalian bisa mewujudkan impian memiliki properti tanpa harus terbebani masalah keuangan di kemudian hari. Ingat, mortgages payable adalah investasi jangka panjang, jadi lakukan perencanaan yang matang dan ambil keputusan yang tepat.

Kesimpulan

Mortgages payable adalah utang jangka panjang yang digunakan untuk membeli properti dengan jaminan properti tersebut. Memahami konsep ini penting untuk mengelola keuangan dengan baik, terutama jika kalian berencana membeli properti dengan cara kredit. Ada berbagai jenis mortgages payable yang bisa dipilih, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, pilihlah jenis yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial kalian. Selain itu, kelola mortgages payable dengan bijak agar tidak membebani keuangan kalian di masa depan. Dengan perencanaan yang matang dan pengelolaan yang tepat, kalian bisa mewujudkan impian memiliki properti tanpa harus terbebani masalah keuangan. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mortgages payable!