Mortgage Notes Payable: Pengertian Dan Fungsinya
Pernahkah dengar istilah mortgage notes payable? Atau mungkin kamu sedang mempertimbangkan untuk mengambil pinjaman dengan jaminan properti? Nah, artikel ini akan membahas tuntas tentang apa itu mortgage notes payable, bagaimana cara kerjanya, dan apa saja yang perlu kamu ketahui sebelum terlibat di dalamnya. Yuk, simak baik-baik!
Apa itu Mortgage Notes Payable?
Oke, mari kita mulai dari dasar. Secara sederhana, mortgage notes payable adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang yang dipinjam dengan jaminan berupa properti, biasanya berupa tanah atau bangunan. Dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti, ini adalah surat utang yang kamu berikan kepada pemberi pinjaman (biasanya bank atau lembaga keuangan lainnya) ketika kamu meminjam uang untuk membeli rumah atau properti lainnya. Properti tersebut kemudian dijadikan jaminan (hipotek) untuk pinjaman tersebut. Jadi, kalau kamu gagal membayar pinjaman sesuai perjanjian, pemberi pinjaman berhak untuk menyita properti tersebut dan menjualnya untuk melunasi utangmu.
Komponen Penting dalam Mortgage Notes Payable:
- Jumlah Pinjaman (Principal): Ini adalah jumlah uang yang kamu pinjam dari pemberi pinjaman. Jumlah ini akan menentukan besaran cicilan bulanan yang harus kamu bayar.
- Suku Bunga (Interest Rate): Ini adalah biaya yang harus kamu bayar kepada pemberi pinjaman sebagai kompensasi atas pinjaman yang diberikan. Suku bunga bisa bersifat tetap (fixed) atau variabel (adjustable), tergantung pada jenis pinjaman yang kamu ambil.
- Jangka Waktu Pinjaman (Loan Term): Ini adalah periode waktu yang diberikan kepada kamu untuk melunasi pinjaman. Jangka waktu pinjaman biasanya berkisar antara 10 hingga 30 tahun.
- Pembayaran Bulanan (Monthly Payment): Ini adalah jumlah uang yang harus kamu bayar setiap bulan kepada pemberi pinjaman. Pembayaran bulanan biasanya terdiri dari pokok pinjaman, bunga, pajak properti, dan asuransi properti.
- Jaminan (Collateral): Ini adalah properti yang kamu gunakan sebagai jaminan untuk pinjaman. Jika kamu gagal membayar pinjaman, pemberi pinjaman berhak untuk menyita properti ini.
Perbedaan dengan Promissory Note:
Seringkali, orang mencampuradukkan antara mortgage notes payable dengan promissory note. Meskipun keduanya adalah surat utang, ada perbedaan mendasar di antara keduanya. Promissory note adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tanpa jaminan khusus. Sementara itu, mortgage notes payable selalu melibatkan jaminan berupa properti. Jadi, jika kamu meminjam uang tanpa memberikan jaminan apapun, maka itu adalah promissory note. Tapi, jika kamu meminjam uang dengan menjaminkan properti, maka itu adalah mortgage notes payable.
Contoh Sederhana:
Misalnya, kamu ingin membeli rumah seharga Rp 500 juta. Kamu kemudian mengajukan pinjaman ke bank dengan jaminan rumah tersebut. Bank menyetujui pinjamanmu dan kamu menandatangani mortgage notes payable. Dalam surat utang tersebut, disebutkan bahwa kamu berjanji untuk membayar pinjaman sebesar Rp 500 juta dengan suku bunga 8% per tahun selama 20 tahun. Rumah yang kamu beli menjadi jaminan untuk pinjaman tersebut. Jika kamu tidak membayar cicilan secara teratur, bank berhak untuk menyita rumahmu.
Memahami mortgage notes payable sangat penting sebelum kamu memutuskan untuk mengambil pinjaman dengan jaminan properti. Pastikan kamu membaca dan memahami semua persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam surat utang tersebut. Jangan ragu untuk bertanya kepada pihak bank atau konsultan keuangan jika ada hal yang kurang jelas. Dengan pemahaman yang baik, kamu bisa menghindari masalah di kemudian hari dan memastikan bahwa kamu bisa melunasi pinjamanmu dengan lancar.
Fungsi Mortgage Notes Payable dalam Akuntansi
Dalam dunia akuntansi, mortgage notes payable bukan hanya sekadar surat utang biasa. Ia memiliki fungsi penting dalam mencatat dan melaporkan kewajiban perusahaan atau individu yang memiliki pinjaman dengan jaminan properti. Pencatatan yang tepat dan akurat dari mortgage notes payable akan mempengaruhi laporan keuangan dan membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik.
Pencatatan Awal:
Ketika perusahaan atau individu menerima pinjaman dengan jaminan properti, mortgage notes payable akan dicatat sebagai kewajiban (liability) di neraca (balance sheet). Jumlah yang dicatat adalah sebesar jumlah pinjaman yang diterima. Selain itu, properti yang dijadikan jaminan juga akan dicatat sebagai aset (asset) di neraca. Pencatatan ini menunjukkan bahwa perusahaan atau individu memiliki kewajiban untuk membayar pinjaman dan memiliki aset yang dapat digunakan untuk melunasi kewajiban tersebut.
Pencatatan Pembayaran:
Setiap kali perusahaan atau individu melakukan pembayaran cicilan, pencatatan akuntansi juga harus dilakukan. Pembayaran cicilan terdiri dari dua komponen utama: pokok pinjaman (principal) dan bunga (interest). Bagian pokok pinjaman akan mengurangi saldo mortgage notes payable di neraca, sementara bagian bunga akan dicatat sebagai beban (expense) di laporan laba rugi (income statement). Pencatatan ini mencerminkan bahwa kewajiban perusahaan atau individu berkurang seiring dengan pembayaran cicilan dan biaya bunga yang harus dibayarkan.
Amortisasi:
Amortisasi adalah proses alokasi pembayaran pinjaman ke pokok pinjaman dan bunga selama jangka waktu pinjaman. Jadwal amortisasi (amortization schedule) akan menunjukkan berapa banyak dari setiap pembayaran yang dialokasikan ke pokok pinjaman dan berapa banyak yang dialokasikan ke bunga. Jadwal ini sangat penting untuk pencatatan akuntansi yang akurat dan untuk memahami bagaimana saldo mortgage notes payable berkurang seiring waktu.
Pengungkapan dalam Laporan Keuangan:
Informasi tentang mortgage notes payable harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements). Pengungkapan ini harus mencakup informasi tentang jumlah pinjaman, suku bunga, jangka waktu pinjaman, jaminan, dan persyaratan penting lainnya. Pengungkapan ini memberikan informasi tambahan kepada pengguna laporan keuangan tentang kewajiban perusahaan atau individu dan risiko yang terkait dengan pinjaman tersebut.
Manfaat Pencatatan yang Akurat:
Pencatatan mortgage notes payable yang akurat memiliki banyak manfaat, di antaranya:
- Memberikan gambaran yang jelas tentang kewajiban perusahaan atau individu.
- Membantu dalam pengambilan keputusan keuangan yang lebih baik.
- Memfasilitasi analisis kinerja keuangan.
- Memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi.
Contoh Kasus:
Sebuah perusahaan membeli gedung kantor dengan menggunakan pinjaman bank yang dijamin dengan gedung tersebut. Pinjaman tersebut dicatat sebagai mortgage notes payable di neraca perusahaan. Setiap bulan, perusahaan membayar cicilan pinjaman yang terdiri dari pokok pinjaman dan bunga. Pembayaran ini dicatat dalam jurnal akuntansi dan mengurangi saldo mortgage notes payable di neraca. Pada akhir tahun, perusahaan mengungkapkan informasi tentang mortgage notes payable dalam catatan atas laporan keuangan.
Dalam kesimpulan, fungsi mortgage notes payable dalam akuntansi sangat penting untuk mencatat dan melaporkan kewajiban perusahaan atau individu yang memiliki pinjaman dengan jaminan properti. Pencatatan yang akurat akan mempengaruhi laporan keuangan dan membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami prinsip-prinsip akuntansi yang terkait dengan mortgage notes payable dan memastikan bahwa pencatatan dilakukan dengan benar.
Contoh Soal dan Pembahasan Mortgage Notes Payable
Untuk lebih memahami tentang mortgage notes payable, mari kita bahas beberapa contoh soal beserta pembahasannya. Contoh-contoh ini akan membantu kamu mengaplikasikan konsep mortgage notes payable dalam situasi nyata dan memahami bagaimana perhitungan dan pencatatan akuntansinya dilakukan.
Contoh Soal 1:
Sebuah perusahaan bernama PT. Sejahtera membeli sebidang tanah seharga Rp 800 juta dengan menggunakan pinjaman bank. Bank memberikan pinjaman dengan persyaratan sebagai berikut:
- Jumlah pinjaman: Rp 800 juta
- Suku bunga: 10% per tahun
- Jangka waktu pinjaman: 15 tahun
- Pembayaran dilakukan setiap bulan
Pertanyaan:
- Buatlah jurnal untuk mencatat penerimaan pinjaman dari bank.
- Hitunglah besarnya cicilan bulanan yang harus dibayar oleh PT. Sejahtera.
- Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran cicilan pertama.
Pembahasan:
-
Jurnal untuk mencatat penerimaan pinjaman:
Akun Debit Kredit Kas Rp 800 juta Mortgage Notes Payable Rp 800 juta (Penerimaan pinjaman dari bank) -
Perhitungan cicilan bulanan:
Untuk menghitung cicilan bulanan, kita bisa menggunakan rumus anuitas:
M = P [ i(1 + i)^n ] / [ (1 + i)^n – 1]
Dimana:
- M = Cicilan bulanan
- P = Jumlah pinjaman (Rp 800 juta)
- i = Suku bunga bulanan (10% / 12 = 0.00833)
- n = Jumlah periode pembayaran (15 tahun x 12 bulan = 180)
M = 800,000,000 [ 0.00833(1 + 0.00833)^180 ] / [ (1 + 0.00833)^180 – 1]
M = Rp 8,605,778 (Pembulatan)
Jadi, cicilan bulanan yang harus dibayar oleh PT. Sejahtera adalah sebesar Rp 8,605,778.
-
Jurnal untuk mencatat pembayaran cicilan pertama:
Untuk membuat jurnal pembayaran cicilan pertama, kita perlu memisahkan antara pembayaran pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Besarnya bunga untuk bulan pertama dapat dihitung sebagai berikut:
Bunga = Saldo pinjaman x Suku bunga bulanan
Bunga = Rp 800,000,000 x 0.00833 = Rp 6,664,000
Bagian pokok pinjaman yang dibayarkan adalah:
Pokok pinjaman = Cicilan bulanan – Bunga
Pokok pinjaman = Rp 8,605,778 – Rp 6,664,000 = Rp 1,941,778
Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Akun Debit Kredit Mortgage Notes Payable Rp 1,941,778 Beban Bunga Rp 6,664,000 Kas Rp 8,605,778 (Pembayaran cicilan pertama)
Contoh Soal 2:
Seorang individu bernama Budi membeli sebuah rumah seharga Rp 400 juta dengan menggunakan KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Budi membayar uang muka sebesar 20% dan sisanya dibiayai oleh bank dengan persyaratan sebagai berikut:
- Jumlah pinjaman: Rp 320 juta (80% dari Rp 400 juta)
- Suku bunga: 9% per tahun
- Jangka waktu pinjaman: 10 tahun
- Pembayaran dilakukan setiap bulan
Pertanyaan:
- Hitunglah besarnya cicilan bulanan yang harus dibayar oleh Budi.
- Buatlah jadwal amortisasi untuk 3 bulan pertama.
Pembahasan:
-
Perhitungan cicilan bulanan:
Menggunakan rumus anuitas:
M = P [ i(1 + i)^n ] / [ (1 + i)^n – 1]
Dimana:
- M = Cicilan bulanan
- P = Jumlah pinjaman (Rp 320 juta)
- i = Suku bunga bulanan (9% / 12 = 0.0075)
- n = Jumlah periode pembayaran (10 tahun x 12 bulan = 120)
M = 320,000,000 [ 0.0075(1 + 0.0075)^120 ] / [ (1 + 0.0075)^120 – 1]
M = Rp 4,054,758 (Pembulatan)
Jadi, cicilan bulanan yang harus dibayar oleh Budi adalah sebesar Rp 4,054,758.
-
Jadwal amortisasi untuk 3 bulan pertama:
Bulan Pembayaran Bunga Pokok Pinjaman Saldo Pinjaman 1 Rp 4,054,758 Rp 2,400,000 Rp 1,654,758 Rp 318,345,242 2 Rp 4,054,758 Rp 2,387,589 Rp 1,667,169 Rp 316,678,073 3 Rp 4,054,758 Rp 2,375,086 Rp 1,679,672 Rp 314,998,401
Penjelasan:
- Pembayaran: Adalah cicilan bulanan yang harus dibayar.
- Bunga: Dihitung dari saldo pinjaman sebelumnya dikalikan dengan suku bunga bulanan.
- Pokok Pinjaman: Dihitung dari pembayaran dikurangi bunga.
- Saldo Pinjaman: Dihitung dari saldo pinjaman sebelumnya dikurangi pokok pinjaman.
Dengan memahami contoh soal dan pembahasan ini, kamu diharapkan dapat lebih memahami konsep mortgage notes payable dan bagaimana cara mengaplikasikannya dalam situasi nyata. Ingatlah untuk selalu membaca dan memahami semua persyaratan dan ketentuan yang terkait dengan pinjaman dengan jaminan properti sebelum mengambil keputusan.
Tips Mengelola Mortgage Notes Payable dengan Baik
Setelah memahami apa itu mortgage notes payable dan bagaimana cara kerjanya, langkah selanjutnya adalah belajar bagaimana mengelolanya dengan baik. Pengelolaan yang baik akan membantu kamu menghindari masalah keuangan di kemudian hari dan memastikan bahwa kamu bisa melunasi pinjamanmu dengan lancar. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
1. Buat Anggaran yang Realistis:
Langkah pertama dalam mengelola mortgage notes payable adalah membuat anggaran yang realistis. Anggaran ini harus mencakup semua pengeluaran bulanan kamu, termasuk cicilan KPR, biaya hidup, transportasi, dan lain-lain. Dengan memiliki anggaran yang jelas, kamu bisa melihat dengan pasti berapa banyak uang yang kamu miliki setiap bulan dan berapa banyak yang bisa kamu alokasikan untuk membayar cicilan KPR.
2. Bayar Tepat Waktu:
Ini adalah hal yang paling penting. Usahakan untuk selalu membayar cicilan KPR tepat waktu setiap bulan. Keterlambatan pembayaran akan dikenakan denda dan dapat mempengaruhi skor kredit kamu. Jika kamu kesulitan membayar cicilan tepat waktu, segera hubungi pihak bank untuk mencari solusi terbaik.
3. Manfaatkan Fasilitas Autodebet:
Untuk menghindari keterlambatan pembayaran, kamu bisa memanfaatkan fasilitas autodebet yang disediakan oleh bank. Dengan fasilitas ini, cicilan KPR kamu akan otomatis didebet dari rekening kamu setiap bulan. Pastikan saldo di rekening kamu mencukupi sebelum tanggal pendebetan.
4. Pertimbangkan untuk Melakukan Refinancing:
Jika suku bunga KPR kamu saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang berlaku di pasar, kamu bisa mempertimbangkan untuk melakukan refinancing. Refinancing adalah proses mengganti pinjaman KPR kamu dengan pinjaman baru yang memiliki suku bunga lebih rendah. Hal ini dapat mengurangi cicilan bulanan kamu dan menghemat uang dalam jangka panjang.
5. Lunasi Lebih Cepat Jika Mampu:
Jika kamu memiliki dana lebih, pertimbangkan untuk melunasi KPR kamu lebih cepat dari jangka waktu yang telah ditentukan. Dengan melunasi KPR lebih cepat, kamu bisa menghemat biaya bunga yang harus kamu bayar dan membebaskan diri dari utang lebih cepat.
6. Asuransikan Properti Anda:
Pastikan properti yang menjadi jaminan KPR kamu diasuransikan dengan baik. Asuransi properti akan melindungi kamu dari kerugian akibat kerusakan atau kehilangan properti akibat bencana alam atau kebakaran. Dengan memiliki asuransi properti, kamu bisa merasa lebih tenang dan aman.
7. Pantau Suku Bunga:
Jika kamu memiliki KPR dengan suku bunga variabel, pantau terus perkembangan suku bunga di pasar. Suku bunga variabel dapat berubah sewaktu-waktu, yang dapat mempengaruhi besarnya cicilan bulanan kamu. Jika suku bunga naik, cicilan bulanan kamu juga akan naik. Sebaliknya, jika suku bunga turun, cicilan bulanan kamu juga akan turun.
8. Konsultasikan dengan Ahli Keuangan:
Jika kamu merasa kesulitan mengelola mortgage notes payable, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan. Ahli keuangan dapat memberikan saran dan solusi yang tepat sesuai dengan kondisi keuangan kamu.
9. Hindari Utang Konsumtif:
Hindari mengambil utang konsumtif yang tidak perlu. Utang konsumtif dapat membebani keuangan kamu dan membuat kamu kesulitan membayar cicilan KPR. Fokuslah untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu dan hindari pengeluaran yang berlebihan.
10. Disiplin dan Konsisten:
Kunci utama dalam mengelola mortgage notes payable adalah disiplin dan konsisten. Disiplin dalam membuat anggaran, membayar cicilan tepat waktu, dan menghindari utang konsumtif. Konsisten dalam memantau kondisi keuangan dan mencari solusi jika ada masalah. Dengan disiplin dan konsisten, kamu bisa mengelola mortgage notes payable dengan baik dan mencapai kebebasan finansial.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, kamu bisa mengelola mortgage notes payable kamu dengan lebih baik dan terhindar dari masalah keuangan di kemudian hari. Ingatlah bahwa KPR adalah komitmen jangka panjang, jadi penting untuk merencanakannya dengan matang dan mengelolanya dengan bijak.