Kumpulan Dongeng Anak Singkat Terbaik Dan Penuh Moral

by SLV Team 54 views
Kumpulan Dongeng Anak Singkat Terbaik dan Penuh Moral

Hai guys, kali ini kita bakal menyelami dunia dongeng anak singkat yang keren dan pastinya bermoral! Dongeng bukan cuma buat hiburan semata, tapi juga bisa jadi sarana buat menanamkan nilai-nilai baik pada si kecil. Yuk, simak beberapa cerita yang pastinya bakal disukai anak-anak dan memberikan pelajaran berharga!

1. Semut dan Merpati

Mulai dengan dongeng anak singkat klasik, yaitu Semut dan Merpati. Di sebuah hutan yang rimbun, hiduplah seekor semut kecil yang rajin bekerja. Setiap hari, ia mengumpulkan makanan untuk persiapan musim dingin. Suatu hari, saat semut sedang mencari makan di tepi sungai, ia terpeleset dan jatuh ke dalam air. Arus sungai yang deras membuatnya kesulitan untuk menyelamatkan diri. Semut berteriak meminta tolong, namun tidak ada yang mendengarnya.

Di saat yang bersamaan, seekor merpati putih sedang bertengger di pohon dekat sungai. Ia melihat semut yang kesulitan di dalam air. Merpati itu segera terbang mendekat dan memetik sehelai daun. Dengan hati-hati, ia menjatuhkan daun tersebut ke dekat semut. Semut segera naik ke atas daun dan mengapung menuju tepi sungai. Setelah berhasil mencapai tepi sungai, semut sangat berterima kasih kepada merpati yang telah menyelamatkannya.

Waktu berlalu, suatu hari semut melihat seorang pemburu sedang mengincar merpati yang telah menolongnya. Pemburu itu bersiap menembak merpati dengan senapannya. Semut yang tidak ingin merpati celaka, segera berlari mendekati pemburu dan menggigit kakinya. Pemburu itu terkejut dan tanpa sengaja menjatuhkan senapannya. Suara senapan yang jatuh membuat merpati terbang menjauh dan selamat dari bahaya.

Sejak saat itu, semut dan merpati menjadi sahabat baik. Mereka saling membantu dan menjaga satu sama lain. Pesan moral dari dongeng anak singkat ini adalah kebaikan akan selalu dibalas dengan kebaikan. Jangan pernah ragu untuk menolong orang lain, karena suatu saat nanti, pertolongan itu akan kembali kepada kita.

2. Kancil dan Buaya

Siapa yang tidak kenal dengan dongeng anak singkat Kancil dan Buaya? Cerita ini sangat populer dan sering diceritakan kepada anak-anak. Di sebuah hutan, hiduplah seekor kancil yang cerdik dan lincah. Kancil ini terkenal karena kepandaiannya dalam mencari makan dan menghindari bahaya. Suatu hari, kancil merasa lapar dan ingin menyeberangi sungai untuk mencari makanan di seberang. Namun, sungai itu dihuni oleh banyak buaya yang ganas.

Kancil berpikir keras bagaimana cara menyeberangi sungai tanpa menjadi santapan buaya. Akhirnya, ia menemukan ide. Kancil mendekati tepi sungai dan berteriak dengan lantang, "Hai buaya, apakah kalian sudah makan siang? Aku membawa daging segar untuk kalian!" Mendengar teriakan kancil, para buaya keluar dari dalam air. Mereka sangat senang mendengar bahwa ada makanan yang datang.

"Benarkah itu, Kancil?" tanya seekor buaya yang paling besar. "Tentu saja benar," jawab Kancil. "Tapi aku tidak bisa memberikan daging ini begitu saja. Aku harus menghitung jumlah kalian terlebih dahulu. Berbarislah kalian dari tepi sungai sampai ke seberang, agar aku bisa menghitungnya dengan mudah." Para buaya setuju dengan usul kancil. Mereka berbaris rapi dari tepi sungai sampai ke seberang.

Kancil mulai melompat dari satu buaya ke buaya lainnya sambil menghitung dengan keras. "Satu, dua, tiga, empat,"... dan seterusnya sampai ia berhasil mencapai seberang sungai. Setelah sampai di seberang sungai, Kancil tertawa terbahak-bahak. "Ha ha ha, kalian bodoh sekali! Aku hanya memanfaatkan kalian untuk menyeberangi sungai!" Para buaya marah dan berusaha mengejar Kancil, namun Kancil berhasil melarikan diri ke dalam hutan.

Pesan moral dari dongeng anak singkat ini adalah gunakan akal dan kecerdikan untuk mengatasi masalah. Jangan mudah percaya pada orang lain, dan selalu waspada terhadap bahaya yang mengintai.

3. Bawang Merah dan Bawang Putih

Selanjutnya, ada dongeng anak singkat Bawang Merah dan Bawang Putih. Dahulu kala, hiduplah dua orang gadis bersaudara yang bernama Bawang Merah dan Bawang Putih. Mereka memiliki sifat yang sangat berbeda. Bawang Putih adalah gadis yang baik hati, rajin, dan jujur. Sedangkan Bawang Merah adalah gadis yang pemalas, iri hati, dan suka berbohong. Mereka tinggal bersama ibu tiri yang sangat membenci Bawang Putih dan selalu memanjakan Bawang Merah.

Setiap hari, Bawang Putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, mulai dari mencuci pakaian, memasak, membersihkan rumah, hingga mencari kayu bakar. Sementara itu, Bawang Merah hanya bermalas-malasan dan bersolek. Ibu tiri selalu memberikan makanan yang enak kepada Bawang Merah, sedangkan Bawang Putih hanya diberi sisa makanan. Suatu hari, ibu tiri menyuruh Bawang Putih untuk mencuci pakaian di sungai. Saat sedang mencuci, Bawang Putih tidak sengaja menghanyutkan sehelai kain milik ibu tiri.

Ibu tiri sangat marah dan menyuruh Bawang Putih untuk mencari kain tersebut sampai ketemu. Bawang Putih menyusuri sungai dengan sedih. Akhirnya, ia sampai di sebuah gua yang dihuni oleh seorang nenek tua. Nenek itu bersedia mengembalikan kain milik ibu tiri dengan syarat Bawang Putih harus membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang Putih dengan senang hati membantu nenek tersebut. Setelah beberapa hari, nenek itu mengembalikan kain milik ibu tiri dan memberikan dua buah labu kepada Bawang Putih.

Nenek berpesan agar Bawang Putih memilih salah satu labu untuk dibawa pulang. Bawang Putih memilih labu yang kecil karena ia tidak ingin serakah. Sesampainya di rumah, Bawang Putih membelah labu tersebut. Alangkah terkejutnya ia, karena di dalam labu tersebut terdapat emas dan permata yang sangat banyak. Ibu tiri dan Bawang Merah sangat iri melihat Bawang Putih menjadi kaya. Mereka kemudian menyuruh Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih. Bawang Merah dengan senang hati menghanyutkan kain milik ibu tiri dan pergi mencari nenek di gua.

Bawang Merah bersikap malas dan tidak sopan kepada nenek. Setelah beberapa hari, nenek itu mengembalikan kain milik ibu tiri dan memberikan dua buah labu kepada Bawang Merah. Bawang Merah memilih labu yang besar karena ia ingin mendapatkan emas dan permata yang banyak. Sesampainya di rumah, Bawang Merah membelah labu tersebut. Alangkah terkejutnya ia, karena di dalam labu tersebut terdapat ular dan kalajengking yang sangat banyak. Bawang Merah dan ibu tiri sangat ketakutan dan menyesal atas keserakahan mereka.

Pesan moral dari dongeng anak singkat ini adalah kejujuran dan kebaikan akan selalu membawa kebahagiaan. Jangan iri hati terhadap orang lain, dan jangan serakah dalam menginginkan sesuatu.

4. Si Kancil Mencuri Timun

Jangan lupakan dongeng anak singkat yang satu ini, Si Kancil Mencuri Timun. Di sebuah desa, hiduplah seorang petani yang memiliki ladang timun yang sangat luas. Timun-timun itu sangat segar dan lezat. Suatu malam, Si Kancil datang ke ladang timun petani. Ia sangat lapar dan ingin sekali memakan timun-timun itu. Tanpa ragu, Si Kancil mulai memakan timun-timun itu dengan lahap.

Setiap malam, Si Kancil selalu datang ke ladang timun petani dan memakan timun-timun itu. Petani merasa heran karena timun-timunnya semakin lama semakin berkurang. Ia kemudian memasang perangkap di ladang timunnya. Keesokan harinya, Si Kancil datang lagi ke ladang timun petani. Tanpa disadari, ia terperangkap dalam perangkap yang dipasang oleh petani. Petani sangat marah melihat Si Kancil terperangkap di ladangnya.

Ia kemudian mengikat Si Kancil di sebuah pohon. Si Kancil memohon ampun kepada petani, namun petani tidak menghiraukannya. Petani berencana untuk menjual Si Kancil ke pasar. Saat petani sedang pergi, Si Kancil melihat seekor anjing yang sedang berjalan mendekat. Si Kancil kemudian berpura-pura menjadi orang yang sedang dihukum karena tidak mau menjadi raja. Anjing itu merasa tertarik dengan cerita Si Kancil dan menawarkan diri untuk menggantikannya.

Si Kancil dengan senang hati melepaskan ikatan dan melarikan diri ke dalam hutan. Petani kembali ke ladang dan terkejut melihat anjing yang terikat di pohon. Ia sangat marah dan mengejar Si Kancil ke dalam hutan. Namun, Si Kancil berhasil melarikan diri dan tidak pernah kembali ke ladang timun petani.

Pesan moral dari dongeng anak singkat ini adalah jangan mencuri milik orang lain. Perbuatan buruk akan selalu mendapatkan balasan yang setimpal. Selain itu, gunakan akal dan kecerdikan untuk keluar dari masalah.

5. Anak Gembala dan Serigala

Mari kita simak dongeng anak singkat Anak Gembala dan Serigala. Di sebuah desa, hiduplah seorang anak gembala yang bertugas menjaga domba-domba milik warga desa. Setiap hari, ia membawa domba-domba itu ke padang rumput yang luas. Suatu hari, anak gembala merasa bosan dan ingin membuat lelucon. Ia kemudian berteriak sekeras-kerasnya, "Serigala datang! Serigala datang! Tolong! Tolong!"

Warga desa yang mendengar teriakan anak gembala segera berlarian menuju padang rumput dengan membawa alat-alat untuk mengusir serigala. Namun, sesampainya di padang rumput, mereka tidak menemukan seekor serigala pun. Anak gembala tertawa terbahak-bahak melihat warga desa yang panik. Warga desa merasa marah dan memperingatkan anak gembala untuk tidak berbohong lagi.

Keesokan harinya, anak gembala kembali berteriak, "Serigala datang! Serigala datang! Tolong! Tolong!" Warga desa yang mendengar teriakan anak gembala mengira bahwa ia sedang berbohong lagi. Mereka tidak menghiraukan teriakan anak gembala. Ternyata, kali ini serigala benar-benar datang dan menyerang domba-domba. Anak gembala berusaha mengusir serigala, namun ia tidak berdaya. Serigala berhasil menerkam beberapa ekor domba dan melarikan diri ke dalam hutan.

Anak gembala menangis menyesali perbuatannya. Ia telah berbohong kepada warga desa sehingga mereka tidak mempercayainya lagi. Akibatnya, domba-domba milik warga desa menjadi korban serangan serigala.

Pesan moral dari dongeng anak singkat ini adalah jangan berbohong. Kebohongan akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Kejujuran adalah kunci dari kepercayaan.

Semoga dongeng anak singkat ini bermanfaat dan bisa menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai moral pada si kecil. Selamat membaca dan selamat mendongeng!