Jangka Sorong, Mikrometer, Neraca: Penjelasan Lengkap!
Hey guys! Kali ini kita bakal bahas tiga alat ukur penting dalam fisika: jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca. Mungkin kalian udah familiar sama alat-alat ini, tapi kita bakal kupas tuntas cara kerjanya, fungsinya, sampai contoh penggunaannya. So, stay tuned!
Jangka Sorong: Si Pengukur Serbaguna
Jangka sorong adalah alat ukur yang serbaguna banget. Kenapa? Karena bisa digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman suatu benda, bahkan ketebalan suatu benda dengan akurasi yang cukup tinggi. Alat ini sering digunakan di berbagai bidang, mulai dari industri manufaktur, teknik, sampai penelitian ilmiah. Buat kalian yang lagi belajar fisika atau teknik, alat ini wajib banget buat dikuasai.
Prinsip Kerja Jangka Sorong
Inti dari cara kerja jangka sorong terletak pada dua skala utama: skala utama (main scale) dan skala nonius (vernier scale). Skala utama biasanya memiliki satuan milimeter (mm), sedangkan skala nonius memungkinkan kita untuk membaca hasil pengukuran dengan ketelitian yang lebih tinggi, biasanya sampai 0,1 mm atau bahkan 0,05 mm.
Cara membaca hasil pengukuran dengan jangka sorong adalah dengan melihat garis nol pada skala nonius. Garis nol ini akan menunjukkan angka pada skala utama. Kemudian, cari garis pada skala nonius yang paling tepat berimpit dengan garis pada skala utama. Angka pada skala nonius yang berimpit inilah yang menjadi nilai lebih atau nilai koreksi dari hasil pengukuran. Jadi, hasil pengukuran total adalah jumlah dari angka pada skala utama ditambah nilai koreksi dari skala nonius. Simpel kan?
Bagian-Bagian Jangka Sorong
Sebelum kita bahas lebih jauh tentang cara penggunaan jangka sorong, kenalan dulu yuk sama bagian-bagiannya:
- Rahang Dalam: Digunakan untuk mengukur diameter dalam suatu benda, misalnya diameter lubang.
- Rahang Luar: Digunakan untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.
- Tangkai Ukur Kedalaman: Digunakan untuk mengukur kedalaman suatu lubang atau celah.
- Skala Utama (Main Scale): Skala utama dalam satuan milimeter (mm).
- Skala Nonius (Vernier Scale): Skala nonius yang memungkinkan pembacaan dengan ketelitian tinggi.
- Sekrup Pengunci: Digunakan untuk mengunci posisi rahang agar hasil pengukuran tidak berubah saat dibaca.
Cara Menggunakan Jangka Sorong
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting, yaitu cara menggunakan jangka sorong. Biar lebih jelas, yuk simak langkah-langkahnya:
- Pastikan Jangka Sorong dalam Keadaan Baik: Sebelum digunakan, pastikan jangka sorong bersih dan tidak ada bagian yang rusak. Pastikan juga rahang jangka sorong dapat bergerak dengan lancar.
- Buka Rahang Jangka Sorong: Buka rahang jangka sorong secukupnya untuk memasukkan benda yang akan diukur.
- Letakkan Benda di Antara Rahang: Letakkan benda yang akan diukur di antara rahang jangka sorong. Pastikan benda tersebut menempel dengan rapat pada rahang.
- Kunci Rahang Jangka Sorong: Kunci rahang jangka sorong dengan sekrup pengunci agar posisi rahang tidak berubah saat dibaca.
- Baca Hasil Pengukuran: Perhatikan garis nol pada skala nonius. Angka pada skala utama yang ditunjuk oleh garis nol adalah angka utama hasil pengukuran. Kemudian, cari garis pada skala nonius yang paling tepat berimpit dengan garis pada skala utama. Angka pada skala nonius yang berimpit adalah nilai lebih atau nilai koreksi. Jumlahkan angka pada skala utama dengan nilai koreksi untuk mendapatkan hasil pengukuran total.
- Catat Hasil Pengukuran: Catat hasil pengukuran dengan satuan yang tepat (biasanya dalam milimeter).
Contoh Penggunaan Jangka Sorong
Misalnya, kita mau mengukur diameter luar sebuah koin. Kita buka rahang jangka sorong, letakkan koin di antara rahang, kunci rahang, lalu baca hasil pengukurannya. Misalkan garis nol pada skala nonius menunjuk angka 25 mm pada skala utama. Kemudian, garis pada skala nonius yang paling tepat berimpit dengan garis pada skala utama adalah garis ke-7. Jika ketelitian jangka sorong adalah 0,05 mm, maka nilai koreksinya adalah 7 x 0,05 mm = 0,35 mm. Jadi, diameter luar koin tersebut adalah 25 mm + 0,35 mm = 25,35 mm.
Mikrometer Sekrup: Si Akurat untuk Ukuran Kecil
Setelah jangka sorong, kita lanjut ke mikrometer sekrup. Alat ini punya tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan jangka sorong, biasanya sampai 0,01 mm atau bahkan 0,001 mm. Mikrometer sekrup cocok banget buat mengukur benda-benda yang ukurannya kecil dan butuh akurasi tinggi, misalnya ketebalan kertas, diameter rambut, atau diameter kawat. Dalam dunia manufaktur dan penelitian, mikrometer sekrup jadi andalan untuk pengukuran presisi.
Prinsip Kerja Mikrometer Sekrup
Prinsip kerja mikrometer sekrup menggunakan mekanisme ulir. Ulir pada poros putar akan bergerak maju atau mundur saat diputar. Jarak pergeseran poros putar ini sangat kecil dan terukur dengan akurat. Mikrometer sekrup juga memiliki dua skala utama: skala utama (main scale) dan skala putar (thimble scale). Skala utama biasanya memiliki satuan milimeter (mm) dan setengah milimeter (0,5 mm), sedangkan skala putar dibagi menjadi 50 bagian yang setara dengan 0,01 mm setiap bagiannya.
Cara membaca hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup adalah dengan melihat angka pada skala utama yang terlihat sebelum skala putar. Kemudian, lihat angka pada skala putar yang segaris dengan garis horizontal pada skala utama. Angka pada skala putar inilah yang menjadi nilai lebih atau nilai koreksi dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran total adalah jumlah dari angka pada skala utama ditambah nilai koreksi dari skala putar. Kelihatan rumit? Tenang, kita bahas lebih detail lagi.
Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup
Biar makin paham, yuk kenali bagian-bagian mikrometer sekrup:
- Landasan (Anvil): Bagian tetap yang menjadi tumpuan benda yang diukur.
- Poros Ukur (Spindle): Poros yang bergerak maju mundur untuk menjepit benda yang diukur.
- Skala Utama (Main Scale): Skala utama dalam satuan milimeter (mm) dan setengah milimeter (0,5 mm).
- Skala Putar (Thimble Scale): Skala putar yang dibagi menjadi 50 bagian, setiap bagian bernilai 0,01 mm.
- Pengunci (Lock Nut): Digunakan untuk mengunci poros ukur agar hasil pengukuran tidak berubah saat dibaca.
- Rachet: Mekanisme yang memberikan tekanan konstan saat poros ukur menjepit benda, sehingga hasil pengukuran lebih akurat.
Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup
Sekarang, kita bahas cara menggunakan mikrometer sekrup. Perhatikan langkah-langkah berikut ya:
- Pastikan Mikrometer Sekrup dalam Keadaan Baik: Sebelum digunakan, pastikan mikrometer sekrup bersih dan tidak ada bagian yang rusak. Pastikan juga poros ukur dapat bergerak dengan lancar.
- Buka Poros Ukur: Putar skala putar berlawanan arah jarum jam untuk membuka poros ukur secukupnya untuk memasukkan benda yang akan diukur.
- Letakkan Benda di Antara Landasan dan Poros Ukur: Letakkan benda yang akan diukur di antara landasan dan poros ukur.
- Putar Skala Putar hingga Benda Terjepit: Putar skala putar searah jarum jam hingga poros ukur menjepit benda dengan lembut. Gunakan rachet untuk memberikan tekanan yang konstan.
- Kunci Poros Ukur: Kunci poros ukur dengan pengunci agar posisi poros ukur tidak berubah saat dibaca.
- Baca Hasil Pengukuran: Lihat angka pada skala utama yang terlihat sebelum skala putar. Ini adalah angka utama hasil pengukuran. Kemudian, lihat angka pada skala putar yang segaris dengan garis horizontal pada skala utama. Angka pada skala putar ini adalah nilai lebih atau nilai koreksi. Jumlahkan angka pada skala utama dengan nilai koreksi untuk mendapatkan hasil pengukuran total.
- Catat Hasil Pengukuran: Catat hasil pengukuran dengan satuan yang tepat (biasanya dalam milimeter).
Contoh Penggunaan Mikrometer Sekrup
Misalnya, kita mau mengukur ketebalan selembar kertas. Kita buka poros ukur mikrometer sekrup, letakkan kertas di antara landasan dan poros ukur, putar skala putar hingga kertas terjepit, kunci poros ukur, lalu baca hasil pengukurannya. Misalkan pada skala utama terlihat angka 0,5 mm, dan pada skala putar garis yang segaris dengan garis horizontal pada skala utama adalah angka 27. Jika setiap bagian pada skala putar bernilai 0,01 mm, maka nilai koreksinya adalah 27 x 0,01 mm = 0,27 mm. Jadi, ketebalan kertas tersebut adalah 0,5 mm + 0,27 mm = 0,77 mm.
Neraca: Si Penentu Massa
Last but not least, kita bahas tentang neraca. Neraca adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda. Ada berbagai jenis neraca, mulai dari neraca analitik yang sangat sensitif untuk pengukuran di laboratorium, sampai neraca digital yang praktis digunakan sehari-hari. Dalam fisika, kimia, dan biologi, neraca adalah alat yang sangat penting untuk menentukan kuantitas suatu zat.
Prinsip Kerja Neraca
Prinsip kerja neraca bervariasi tergantung jenisnya. Neraca mekanik, misalnya, menggunakan prinsip kesetimbangan antara massa benda yang diukur dengan massa anak timbangan. Neraca digital, di sisi lain, menggunakan sensor elektronik untuk mengukur gaya yang dihasilkan oleh massa benda. Gaya ini kemudian diubah menjadi nilai massa yang ditampilkan pada layar.
Jenis-Jenis Neraca
Ada beberapa jenis neraca yang umum digunakan, di antaranya:
- Neraca Ohaus: Neraca mekanik yang menggunakan prinsip kesetimbangan lengan. Neraca ini sering digunakan di laboratorium dan industri.
- Neraca Analitik: Neraca yang sangat sensitif, digunakan untuk pengukuran massa dengan ketelitian tinggi, biasanya sampai 0,0001 gram.
- Neraca Digital: Neraca elektronik yang menampilkan hasil pengukuran secara digital. Neraca ini praktis dan mudah digunakan.
- Neraca Pegas: Neraca yang menggunakan prinsip elastisitas pegas untuk mengukur massa.
Cara Menggunakan Neraca
Cara menggunakan neraca juga tergantung jenisnya. Tapi secara umum, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Pastikan Neraca dalam Keadaan Stabil: Letakkan neraca pada permukaan yang datar dan stabil.
- Kalibrasi Neraca: Kalibrasi neraca untuk memastikan hasil pengukuran akurat. Cara kalibrasi bervariasi tergantung jenis neracanya.
- Letakkan Benda di Atas Neraca: Letakkan benda yang akan diukur di atas neraca.
- Baca Hasil Pengukuran: Baca hasil pengukuran yang ditampilkan pada neraca. Untuk neraca mekanik, pastikan neraca seimbang sebelum membaca hasilnya.
- Catat Hasil Pengukuran: Catat hasil pengukuran dengan satuan yang tepat (biasanya dalam gram atau kilogram).
Contoh Penggunaan Neraca
Misalnya, kita mau mengukur massa sebuah batu menggunakan neraca digital. Kita letakkan batu di atas neraca, lalu neraca akan menampilkan hasil pengukurannya, misalnya 150,5 gram. Jadi, massa batu tersebut adalah 150,5 gram.
Kesimpulan
Nah, itu dia penjelasan lengkap tentang jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca. Ketiga alat ini punya peran penting dalam pengukuran, baik dalam fisika, teknik, maupun kehidupan sehari-hari. Dengan memahami cara kerja dan cara penggunaannya, kita bisa melakukan pengukuran dengan lebih akurat dan efisien. Semoga artikel ini bermanfaat ya guys! Sampai jumpa di artikel selanjutnya!